yang biasa dijadikan sebagai bekal pelaut-
 pelaut  Mandar. Sama dengan Jepa, hanya saja Jepa-jepa lebih kecil bentuknya  dan kering sehingga lebih tahan lama. Makanan ini terbuat dari bahan ubi  kayu, kelapa parut dicampur gula aren atau garam kemudian dikeringkan.
pelaut  Mandar. Sama dengan Jepa, hanya saja Jepa-jepa lebih kecil bentuknya  dan kering sehingga lebih tahan lama. Makanan ini terbuat dari bahan ubi  kayu, kelapa parut dicampur gula aren atau garam kemudian dikeringkan.Dahulu,  dibawa oleh pelaut/nelayan Mandar sebagai bekal 75% bersama beras 25%.  Dibawa dalam keadaan kering. Merubah bahan mentah jepa-jepa  menjadi makanan cukup mudah dan sangat singkat, hanya dibasahi air  secukupnya. Air yang digunakan tergantung pada kondisi yang ada. Jika  ada air panas lebih baik, tapi air laut pun sudah mencukupi bila dalam  keadaan darurat. Dicampur dengan gula merah dan kelapa yang sudah  diparut, atau dengan ikan. Tahan lama, bisa disimpan sampai  berbulan-bulan atau sampai dua tahun bila selalu dikeringkan/dijemur di  panas matahari. 
Kini keadaan sudah berubah. Sekarang jepa-jepa hanyalah  sebagai makanan sampingan, khususnya yang melakukan pelayaran jauh dan  lama tinggal di laut, misalnya pedagang antar pulau dan motangnga. Ada anekdot di kalangan nelayan yang menggambarkan begitu efisiennya jepa-jepa sebagai logistik nelayan. 
Pernah  ada lomba mendayung antara nelayan Mandar dengan nelayan daerah lain  menempuh jarak yang sangat jauh, berlangsung selama berhari-hari.  Singkat cerita, nelayan Mandar menang, sebab membawa jepa-jepa  sebgai bekal. Penyajian dan pembuatannya dilakukan sambil terus-menerus  mendayung, sementara lawan lomba berbekal makanan yang harus dimasak  terlabih dahulu. 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar