Kamis, 24 November 2011

Deskripsi Logo

Logo Kab. Polewali Mandar
ARTI DAN MAKNA LOGO
KABUPATEN POLEWALI MANDAR
1. Dasar Logo
Perisai yang berbentuk segi lima datar yang secara simbolik melambangkan pertahann yang kokoh dan kuat, seimbang dan sinerjik antara dua unsur yaitu unsur jasmaniah dan unsur rohaniah. Dengan kesatuan dua unsur tersebut memberi makna yang penting dalam budaya kemandaran yaitu bersatunya Alang mallinrung (kerohanian) dan alang maqnyata (jasmaniah).
2. Latar Belakang
Latar Belakang logo ini beralaskan corak sarung sutra mandar (sureq Pangulu) adalah salah satu sureq sarung sutra mandar yang sarat dengan makna yang luhur yang harus dimiliki dan dipakai dalam berbagai upacara adat bagi maraqdia dan Hadat di tanah Mandar.
3. Makna warna kuning dalam berbagai simbol
Warna kuning dalam budaya Mandar melambangkan keutamaan dalam sifat-sifat berharkat dan bermartabat (Malaqbi). Makna ini dapat ditemukan dalam budaya mandar yang diungkapkan diberbagai lontar yaitu : "pelindo lindo maririo nanacanringngo'o paqbanua" (anda diharuskan memiliki sifat yang berharkat dan bermartabat agar dicintai oleh rakyat). Demikian juga terdapat dalam lagu-lagu Mandar, salah satunya berbunyi: "annaqtama dibuaro bawaq sau ditangnga saupaqnala lindo-lindo mariri"
a. Bintang yang terletak diatas baju pasangan adalah simbol dari :
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kelima sudutnya perlambang lima unsur nilai budaya tertinggi dalam Pancasila
- Bintang dalam budaya Mandar merupakan suatu tanda bagi para pelaut dalam menentukan suatu tujuan akhir, bintang sangat memberi nuansa ilmu pengetahuan bahari yang terdapat dalam "paissangang aposasiang" (Ilmu yang berkaitan tentang kebaharian) dan titik tumpuh dalam ilmu pengetahuan berlayar yang disebut "paissangang asombalang" atau ilmu pengetahuan dalam berlayar.
b. Rangkaian Padi dan Bunga Kelapa (Mayang / Burewe)
Rangkaian Padi yang padat � berisi dan berwarna kuning keemasan melambangkan usaha menuju kemakmuran pangan. Posisinya yang melengkung mencerminkan sifat malaqbi (mulia) dan rendah hati (tawadhu) sebagai sumber kekuatan, inspirasi, sekaligus pedoman dalam berpemerintahan dalam bermasyarakat. Adapaun mayang kelapa berwarna kuning keemasan menggambarkan kekayaan sumber daya alam Polewali Mandar. Dengan pengelolaan yang tepat, potensi ini dapat mendinamiskan kegiatan ekonomi dan meningkatkan PAD. Mayang kelapa ini terdiri dari : Bakal kelapa (Kalanjo) berjumlah 17, tangkai bunga kelapa (burewe) berjumlah 8.
4. Baju Pasangan
Sebagai latar belakang dari simbol laut, ombak, sandeq, dan gunung. Dalam budaya Mandar baju ini hanya dipakai oleh seorang perempuan yang telah dewasa, ini melambangkan sebuah kepribadian yang tangguh, mandiri, bertanggungjawab, dan sifat menjaga siri' dan lokkoq bagi keluarganya. Disamping itu baju pasangang ini berarti simbol keteguhan dan kasih sayang dalam kehidupan rumah tangga yang bermakna "sibali parriq" bagi kelangsungan hidup keluarga yang sangat dihayati dalam makna budaya Mandar sampai kini.
Baju pasangan atau baju "Boko" dalam masyarakat Mandar biasanya dipakai oleh wanita dewasa, dimana wanita dalam keluarga juga turut menunjang kehidupan keluarga dalam makna "sibali parriq".
5. Gunung Hijau
Gunung Hijau yakni Gunung "Tammeundur" 5 (lima) puncak lainnya adalah bukit-bukit Tammeundur yang melebar sampai ke Kecamatan Tutallu, Kecamatan Tinambung, Kecamatan Campalagian, Kecamatan Wonomulyo, dan Polewali inilah Kecamatan awal pembentukan Polewali Mamasa. Di gunung ini berisi berbagai sumber daya alam (jenis mineral dan minyak, dll). Diseputar gunung ini terdapat hutan yang bermakna berbagai tanaman-tanaman komoditi dan kayu serta komoditas ekspor jenis Kakao, Kelapa dan lain-lain. Darinya juga mengalir hulu-hulu sungai yang mengairi hamparan sawah yang memberi makna, bahwa Kabupaten Polewali Mandar adalah salah satu lumbung beras di Indonesia.
6. Perahu Sandeq
Perahu Sandeq (lopi sandeq) adalah jenis perahu bercadik khas Mandar yang harfiahnya "sandeq" runcing (mengacu pada bentuk lambungnya). Lopi Sandeq merupakan warisan yang tidak ternilai yang diperoleh melalui penciptaan rasa dan karsa yang tinggi yang merupakan pencerminan keseimbangan, kesederhanaan, keindahan, kecepatan, ketepatan, dan ketangguhan yang menjadi karakteristik orang Mandar. Nilai-nilai yang ada pada Tambera (tali penahan pallayarang) sebagai lambang kekuatan yang harus seimbang. Sobal (layar) berwarna putih berbentuk segitiga sebagai simbol fleksibilitas yang tinggi, kegigihan, lambang ketulusan dan kepolosan. Guling (kemudi) sebagai simbol ketepatan mengambil keputusan. Pallayarang (tiang layar utama) sebagai penentu utama kelajuan perahu dan sebagai simbol terpacunya cita-cita kesejahteraan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Palatto (cadik), baratang dan tadiq sebagai lambang penyeimbang dan pertahanan serta memiliki jangkauan visi yang jauh menyongsong masa depan. Lopi Sandeq berwarna putih sebagai simbol sifat kesucian serta tekad yang tulus dalam mengemban hakekat amanat rakyat dan merupakan warna khas kemandaran yang berarti putih bersih siap terbuka untuk menghadapi perubahan yang terpatri dalam ungkapan budaya Mandar yang berbunyi "Ibannang Pute Meloq dicinggaq meloq dilango lango". Lopi Sandeq yang terlihat dinamis mengandung makna bahwa Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar beserta masyarakatnya senantiasa dinamis untuk meraih cita-cita dengan senantiasa antusias mencari solusi dari setiap tantangan dan kendala yang menghadang.
7. Gelombang yang berjumlah 17 lekuk
Hal ini berarti bahwa dalam perjalanan mengarungi lautan kehidupan, sandeq tetap jaya dalam tantangan, dan 17 lekukan tersebut adalah bermakna 17 Agustus sebagai tanggal kelahiran Negara Republik Indonesia yang menggambarkan bahwa Polewali Mandar adalah salah satu bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Pita Merah dengan Tulisan warna putih
Pita Merah dengan tulisan "Sipamandaq" adalah hasil (out put) dari perjanjian luyo yang disebut Perjanjian Sipamandaq pada abad 14 M. Makna kata SIPAMANDAQ adalah saling menguatkan antara satu dengan yang lainnya.
9. Allamungan Batu di Luyo ( Batu Luyo )
Allamungan Batu di Luyo (Batu Luyo) adalah bukti sejarah sebagai simbol permufakatan 7 (tujuh) kerajaan di Hulu Sungai (pitu ulunna salu) dan 7 (tujuh) kerajaan di Muara Sungai (pitu baqbana binanga).
10. Bunga Melati
Tiga bunga melati putih bermakna tiga pilar yang kokoh, bersatu bersinerjik dalam mengawal pembangunan Kabupaten Polewali Mandar yaitu :
- Unsur Pemerintah
- Unsur Masyarakat
- Unsur Swasta (wirausaha)
11. Tali
Tali tambang berwarna kuning emas menggambarkan konsep assitaliang (kesepahaman) atau siperautangngarang (bermusyawarah) dalam kebudayaan Mandar. Konsep ini tersirat dalam ikrar dialogis, seperti "malebu parriqdiqmoqo? Io malebu parriqdiqmaq!". Tali tambang ini juga mengandung nilai kekuatan, kesatuan, keseimbangan dan saling menghargai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar